Mengenal Gejala Lupus Sejak Awal

WartaBHINEKA,com – Jakarta, Lupus adalah jenis penyakit autoimun yang dapat menyerang siapa saja di segala usia, baik pria, wanita, anak-anak maupun lanjut usia. Medis menyebut kondisi ini sebagai “penyakit seribu wajah” lantaran gejalanya sangat sulit dideteksi dengan mata telanjang.

Penyakit lupus dapat menyerang siapa saja, namun yang lebih sering terjadi pada wanita. Yuk, ketahui hal apa yang menyebabkan wanita menjadi lebih rentan terhadap penyakit ini.

Penyakit autoimun adalah penyakit yang ditandai dengan sistem kekebalan tubuh yang menyerang dirinya sendiri. Salah satu penyakit autoimun yang umum dikenal masyarakat adalah lupus. Kondisi ini memiliki gejala khas ruam merah pada pipi yang menyerupai sayap kupu-kupu (butterfly rash).

dapat menyerang berbagai organ tubuh. Berdasarkan jenisnya lupus terdiri dari 4 tipe, yaitu:

  1. Systemic Lupus Erythematosus (SLE). Tipe ini paling umum terjadi dan paling berbahaya, sebab dapat menyerang seluruh bagian tubuh.
  2. Cutaneous Lupus Erythematosus(CLE). Penyakit lupus tipe ini hanya menyerang organ kulit.
  3. Drug-induced LupusErythematosus(DILE). Lupus tipe ini adalah kondisi sementara yang disebabkan oleh obat tertentu.
  4. Neonatal LupusErythematosus(NLE). Tipe ini menyerang bayi baru lahir dan yang paling jarang terjadi.

Lupus dari keempat tipe tersebut, rata-rata memang lebih sering mengenai wanita daripada pria. Oleh sebab itu, bagi Anda para wanita harap lebih waspada.

Mengapa wanita rentan terhadap lupus?

Para peneliti mencari tahu hubungan antara jenis kelamin dan lupus. Mereka juga mencari tahu perbedaan kadar anti-dsDNA atau anti-double-stranded DNA antibodies sebagai penanda adanya SLE, antara pria dan wanita.

Studi tersebut menemukan bahwa pria yang menderita lupus membutuhkan gen kerentanan lupus lebih banyak dibandingkan seorang wanita. Hal ini menunjukkan risiko wanita untuk menderita lupus memang lebih besar dibandingkan pria. Sedangkan, dari perbedaan anti-dsDNA tidak ditemukan perbedaan antara pria dan wanita.

Studi tersebut dilakukan pada bangsa Eropa, dan hasil penelitian tersebut bisa saja berbeda bila diuji pada masyarakat di negara lain. Sehingga, studi pada populasi lain perlu dilakukan untuk mengonfirmasi hasil ini. Tapi, berisiko atau pun tidak, Anda harus tetap waspada. Sebab, lupus juga berpengaruh pada penyakit lainnya.

Bahaya penyakit lain di balik lupus

Penyakit lupus paling sering terjadi pada wanita dengan usia 15 hingga 44 tahun. Parahnya lagi, penyakit ini dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita penyakit lain, seperti:

  • Penyakit jantung

Lupus ternyata dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner (PJK) karena berkaitan dengan tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes tipe 2.

Pada suatu studi ditemukan bahwa wanita dengan lupus lima puluh kali lebih berisiko mengalami nyeri dada atau serangan jantung dibandingkan wanita tanpa lupus pada usia yang sama.

  • Osteoporosis

Obat-obatan lupus dapat menyebabkan kehilangan massa tulang, sehingga rentan menyebabkan osteoporosis. Nyeri dan rasa lemah yang sering terjadi akan menyebabkan penderita jarang berolahraga. sehingga meningkatkan risiko osteoporosis.

  • Sakit ginjal

Lebih dari setengah penderita lupus mengalami sakit ginjal, yaitu lupus nephritis. masalah ginjal ini biasanya terjadi pada lima tahun pertama sejak gejala lupus muncul. Sayangnya, peradangan pada ginjal biasanya tidak menyebabkan nyeri, sehingga sering tidak diketahui.

Oleh sebab itu, penting untuk melakukan pemeriksaan urine dan darah secara teratur agar segera diketahui ketika lupus sudah menyerang ginjal.

Penyebab pasti penyakit lupus memang masih belum diketahui. Namun, beberapa studi sudah mengidentifikasi adanya gen kerentanan lupus atau lupus susceptibility genes. Gen inilah yang dipercaya meningkatkan risiko seseorang menderita lupus.

Penyakit lupus memang lebih sering terjadi pada wanita. Namun, hal tersebut bukan harga mati. Anda para wanita masih bisa berupaya agar terhindar dari penyakit ini dengan memulai gaya hidup sehat seperti banyak mengonsumsi sayur dan buah, serta berolahraga secara rutin.

You May Also Like

More From Author