Presiden Jokowi Melantik sejumlah Duta Besar Hari ini

Presiden Joko Widodo diagendakan melantik sejumlah duta besar luar biasa dan berkekuatan penuh (LBPP) baru di Istana Negara, Jakarta, Senin (13/3). Para calon duta besar tersebut merupakan orang-orang yang menjalani uji kelayakan dan kepatutan di DPR akhir tahun lalu.

Dalam daftar calon duta besar tersebut terdapat mantan menteri, pensiunan jenderal dari TNI maupun Polri, hingga anggota DPR. Namun, pejabat karier dari Kementerian Luar Negeri mendominasi daftar tersebut.

Berdasarkan penelusuran, calon duta besar itu antara lain mantan Menteri PANRB Yuddy Chrisnandi yang akan bertugas di Ukraina, akademisi di LIPI Ikrar Nusa Bhakti (Tunisia), bekas Gubernur Akademi Militer Mayjen (Purn) Arief Rachman (Afganistan), serta mantan Gubernur Lampung Sjahroedin Zainal Pagaralam (Kroasia).

Selain itu, ada pula bekas Presiden Direktur Arifin Tasrif PT Pupuk Indonesia (Persero) yang akan menjadi Dubes RI untuk Jepang dan Kepala Sekretariat Presiden yang akan ditugaskan di Austria.

Agenda pelantikan tersebut dikonfirmasi anggota Komisi I DPR, Tantowi Yahya, yang akan dilantik menjadi Dubes RI untuk Selandia Baru. “Pelantikan nanti siang jam 2 di Istana,” ujarnya melalui pesan singkat, Senin pagi. 

Tantowi menuturkan, setelah pelantikan ia akan segera bersiap menjalani jabatan barunya. Ia dijadwalkan menyerahkan surat kepercayaan dari Jokowi kepada Perdana Menteri Selandia Baru, Bill English.

Adapun, para pejabat karier Kementerian Luar Negeri yang akan disumpah dan dilantik menjadi duta besar siang nanti adalah Direktur Jenderal Multilateral Hasan Kleib (Swiss), Asisten Deputi untuk Kerjasama Amerika dan Eropa Priyo Iswanto (Kolombia), Duta Besar Indonesia untuk ASEAN Rahmat Pramono (Kazakhstan), mantan Dubes RI untuk Suriname Nur Syahrir Rahardjo (Bahrain), dan Inspektur Wilayah II Sahat Sitorus (Timor Leste).

Selain lima nama itu, ada pula Sekretaris Jenderal Kemlu  Yohanes Kristiarto Soeryo Legowo (Australia), Konsulat Jenderal Los Angeles Umar Hadi (Korea Selatan), Direktur Keamanan Diplomatik I Gusti Ngurah Ardiyasa (Sri Lanka), Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Esti Andayani (Italia), serta Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Andy Rachmianto  (Yordania).

You May Also Like

More From Author