Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan pihaknya telah menerapkan kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) pada produk pangan khususnya daging beku, gula pasir dan minyak goreng.
Menurut dia, penetapan HET ini pada dasarnya tidak akan merugikan para pengusaha dan pedagang. Hanya saja, keuntungan yang biasa diterima pengusaha dan pedagang akan berkurang.
Dengan kebijakan ini, ada pemotongan keuntungan pedagang sekitar Rp 10 triliun yang selama ini beban masyarakat sebagai konsumen.
Enggartiasto mengungkapkan, setidaknya ada tiga komoditas yang telah diatur harga eceran tertinggi (HET) yaitu daging beku sebesar Rp 80 ribu per kg, gula pasir Rp 12.500 per kg dan minyak goreng Rp 11 ribu per liter.
“Kebijakan yang kami tempuh tidak merugikan pengusaha, distributor dan pedagang, hanya mengurangi untung. Dikurangi (keuntungan) Rp 3.000-Rp 4.000 ribu per kg yang jadi beban rakyat. Kalau konsumsi (gula) di atas 3,3 juta ton itu sudah Rp 10 triliun (keuntungan pedagang),” ujar dia di gedung DPR RI, Jakarta, Senin (29/5/2017).
Selain itu, Enggartiasto juga menyatakan, dengan persiapan yang lebih matang, pada awal Ramadan tahun ini harga pangan relatif lebih stabil dibandingkan pada periode sama tahun-tahun sebelumnya.
“Yang kami lakukan menyelesaikan dari hulu sampai ke hilir. Inflasi yang sebenarnya terjadi 3 bulan (sebelum Ramadan) sudah tren merayap, H-2 bulan, H-1 bulan (sebelum Ramadan) sudah tajam. Tapi ini 3 bulan terakhir kita (bahan pangan) sumbang deflasi,” kata dia.
Sementara itu untuk menghadapi Ramadan ini, pemerintah telah menyiapkan stok untuk lima komoditas pangan yang mudah bergejolak. Untuk bawang merah disiapkan 2.000 ton, bawang putih 1.000 ton, minyak goreng 1,5 juta ton, daging sebanyak 86.620 ton dan gula 460 ribu ton.
“Stok aman. Biasanya Ramadan terjadi kenaikan harga 20 persen-25 persen, dan ada kenaikan penjualan 20 persen. Pada bulan ini proyeksi akan ada kenaikan 20 persen-30 persen, kami siapkan semua,” ujar dia. (Dikutip dari Liputan6.Com)