Cara Warga DKI Selamatkan Harimau Sumatera

Jakarta WartaBhineka – “ Tisu” salah satu produk hasil ekstraktif hutan. Kalau permintaan semakin besar, produksinya dengan membuka hutan alam juga semakin besar,” kata Direktur Kebijakan, Keberlanjutan, dan Transforamsi WWF Indonesia  saat mensosialisasikan kampanye #30Claps di Jakarta.

Produk yang berasal dari hutan harus mendapatkan sertifikat Forest Stewadship Council (FSC). Sertifikat FSC mengindikasikan pengelolaan produk hutan yang mengindahkan kaidah kelestarian.

Sayangnya, saat menggunakan tisu yang tersendia di mal misalnya, sulit diketahui produk tersebut ramah terhadap lingkungan.  Nah kalau sertifikat seperti itu tidak ada, maka pilihannya lebih baik dikurangi penggunaan tisunya.

World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia mengajak masyarakat urban ikut melindungi Harimau Sumatera. Caranya pun mudah, dengan tepuk tangan sebanyak 30 kali untuk mengeringkan tangan setelah cuci tangan.

Jangan pakai tisu. Berdasarkan hasil penelitian WWF Indonesia bersama dengan creative agency Hakuhudo, masyarakat urban punya kebiasaan menghabiskan tiga lembar tisu untuk mengeringkan tangan.

Sementara ini, WWF Indonesia telah bekerjasama dengan beberapa mall. Antara lain, Central Park Mal, Neo Soho Mal, Senayan City, Kuningan City, The Plaza Balikpapan, APL Tower, dan Soho Capital untuk mengurangi penggunaan tisu.

Marketing Communication Manager Neo Soho dan Centeral Park, Welly Adi mengatakan, pihanya menggunakan 2.000 Kg tisu sepanjang tahun 2016. Kini, konsumsi tisu ditargetkan menurun.

“Penggunaan tisu akan diurunkan. Kami akan pantau terus. Karena ini berhubungan dengan biaya operasional juga. Kami akan sounding agar bisa diterapkan di semua mal kita,” ujar Welly.

 

 

 

dikutip dari Kompas

 

You May Also Like

More From Author