WartaBHINEKA, Jakarta (15/10/2025) – Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal (Dikdasmen & PNF) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyelenggarakan Capacity Building bertema “Praktik Baik Sekolah/Madrasah dalam Mengoptimalkan Growth Mindset dan Pembelajaran Mendalam”. Acara di Hotel Borobudur Jakarta ini diikuti 115 peserta dari perwakilan sekolah, madrasah, dan mitra di antaranya Yayasan YPJIH-JIHS. Kerja sama dengan UNICEF dan Global Partnership for Education (GPE) ini bertujuan memperkuat kualitas pendidikan inovatif, sejalan visi Muhammadiyah mencetak generasi berkarakter unggul.

Dalam laporannya, R. Alpha Amirrachman, MPhil, PhD, Wakil Ketua Majelis Dikdasmen & PNF PP Muhammadiyah, menyampaikan acara terselenggara atas kolaborasi erat dengan UNICEF dan GPE. “Kerja sama ini menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas pendidikan dasar dan menengah, dengan fokus pada praktik baik yang inklusif,” ujarnya, menyoroti partisipasi aktif mitra.  Didik Suhardi, Ph.D., Staf Khusus Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah sekaligus Ketua Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah, dalam sambutannya menekankan growth mindset sebagai fondasi pembelajaran mendalam di era digital. “Pendidikan bukan sekadar transfer ilmu, tapi membangun keyakinan diri siswa untuk terus berkembang,” katanya.

Acara dibuka secara resmi oleh Prof. Dr. Irwan Akib, M.Pd., Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yang menegaskan pendidikan sebagai kunci bangsa maju dan berkeadilan, mengaitkannya dengan visi KH Ahmad Dahlan dalam pendidikan inklusif berbasis keragaman budaya dan kolaborasi nasional. Prof. Suyanto, Ph.D., Ketua Tim Penasihat Ahli Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, membahas The Pygmalion Effect sebagai modal growth mindset, membedakan fixed dan growth mindset, serta OCD sebagai pupuk perkembangan dengan kutipan Rowan Gibson tentang unlearn model lama untuk sukses era digital. Prof. Dr. Amien Suyitno, M.Ag., Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, memaparkan pengintgerasian growth mindset ke Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) melalui Panca Cinta multidimensi mencakup nilai spiritual, sosial, hingga ekologis.

Irsyad Zamjani, Ph.D., Kepala Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, menyajikan urgensi pembelajaran mendalam berdasarkan data PISA 2022, dengan strategi penguatan proses dan capaian sekolah. Dr. Dien Malik Fadjar, M.A Anggota Badan Akreditasi Nasional, membahas implementasi pembelajaran mendalam dari PAUD hingga SMK, menekankan curiosity, refleksi, nilai spiritual Islamic worldview, dan teori STAD untuk kecerdasan sosial-akademik.

Dr. Gufron Amirullah, M.Pd., Staf Ahli Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi serta Dosen Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, memaparkan best practice KREASI untuk peningkatan literasi, numerasi, dan karakter di Kalimantan Barat, dengan dampak signifikan di Ketapang dan Kayong Utara meliputi kepemimpinan, inklusi, dan adaptasi iklim.  Diskusi interaktif menutup acara, memperkuat komitmen pendidikan bermutu. Acara ini yang terselenggara atas kerjasama dengan Hotel Borobudur menjadi tonggak dalam kolaborasi pendidikan nasional. ***

You May Also Like

More From Author