Jakarta, wartaBhineka – Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengatakan, dalam membuat kebijakan pihaknya memperhatikan dan concern kepada beberapa faktor. Hal ini diperlukan ketika RI dihadapkan pada ketidakpastian ekonomi yang masih tinggi, indeks dollar AS yang masih mungkin meningkat, dan tren suku bunga higher for longer.
“Proses disinflasi khususnya di negara maju, itu sangat lambat. Ini berbeda dengan Indonesia, karena (dalam mengatasi inflasi tinggi) kita melihat sumbernya dari mana,” kata Destry di Jakarta, Rabu (3/6/2024).
Destry mengatakan, BI memiliki bauran kebijakan yang dilakukan dalam menghadapi masalah inflasi. Hal ini berbeda dengan AS yang ketika melihat inflasi tinggi tidak berani menurunkan suku bunga, walaupun data ekonomi bagus.
Saat ini, sentimen suku bunga The Fed menjadi salah satu katalis di market global. Ketua The Fed Jerome Powell awal pekan ini mengatakan bahwa inflasi sudah menunjukkan tanda-tanda kemajuan, namun pihaknya masih belum siap untuk menurunkan suku bunga.
“(Kemarin) pagi kami melihat bahwa Jerome Powell membuat pengumuman. Kita selalu melihat dan mengikuti statement dari mereka yang berpengaruh di pasar, seperti The Fed. Itu sedikit banyak mempengaruhi kebijakan kita,” ujarnya.
Destry mengatakan, bauran kebijakan yang selama ini dilakukan oleh Bank Indonesia dalam menghadapi inflasi, tidak melulu melakukan kenaikan suku bunga. Kalaupun melakukan kenaikan suku bunga, BI akan mengimbanginya dengan bauran kebijakan lainnya.
“Kalau inflasi tinggi, enggak berarti suku bunga kita naikkan langsung. Sejauh ini BI dalam 2 tahun terakhir menaikkan suku bunga dari 3,5 persen, sekarang menjadi 6,25 persen. Sementara di AS mereka naikkan 500 bps, dan di beberapa negara juga naik 400-an bps,” jelas dia.
“Kalau kita, mengimbangi dengan kebijakan lain, seperti makroprudensial termasuk bauran kebijakan sistem pembayaran. Untuk stabilitas, kita juga menghadapi inflasi tinggi di sisi lain kita harus tumbuh ekonominya,” tambah dia.
Destry menjelaskan, jika BI merespons inflasi dengan kenaikan suku bunga, maka kenaikan suku bunga saat ini akan lebih dari 275 bps.
“Kami tidak melakukan itu , karena kami tahu inflasi ini sumbernya dari mana, yaitu supply side, jadi harus ditangani bagaimana meningkatkan produksi dan memperbaiki supply,” ungkap (Sumber: Kompas.com)