

Oleh : Heka Hertanto.
(Praktisi CSR Artha Graha Peduli)
.
wartaBHINEKA – Jakarta, Karakter bencana banjir bandang yang terjadi di Aceh Sumatra pada akhir November 2025 jauh lebih kompleks dan sulit ditangani mengingat wilayah terdampak yang sangat luas tersebar di puluhan kabupaten/kota di tiga provinsi .
Tsunami 2004 menghantam wilayah pesisir barat Aceh dan masih bisa diakses melalui laut. Saat ini bencana banjir bandang dan longsor memutus segalanya. Yang datang kayu gelondongan , lumpur tebal yang menelan tanah, sawah, ladang , ternak , rumah, sertifikat , semua harta benda terbawa banjir bandang bahkan nyawa , kemungkinan jumlah korban jauh lebih besar dari data sementara mengingat timbunan lumpur dan kayu masih belum bisa disingkirkan.
Penanganan bencana tidak
boleh berhenti pada bantuan darurat semata penanganan juga harus memperhatikan pemulihan fisik dan mental para korban, yang justru menjadi kunci keberlangsungan hidup masyarakat .
Banjir dan longsor di Aceh dan Sumatra terjadi sejak 24 November dan puncaknya pada 26 Nobember yang melanda tiga provinsi yakni Aceh, Sumut dan Sumbar. Hingga 22 Desember 2025 mendekati 30 hari, masih ada daerah terisolir dari pasokan makanan, air bersih dan sebagainya.
Bencana banjir dan longsor dari hutan ini menyebabkan jalan terputus, jembatan ambruk karena dihantam gelondongan kayu, rumah-rumah hanyut dan sebagainya. kehilangan yang tidak kembali yakni hilangnya orang-orang tersayang yang sudah mencapai ribuan.
Banjir dan longsor mungkin tidak akan berdampak kerugian besar bagi masyarakat jika tidak diikuti oleh gelondongan kayu dari hutan. Kita memahami bahwa longsor adalah pergerakan massa material (tanah, batuan, puing) menuruni lereng akibat gaya gravitasi saat gaya penahan lereng tidak lagi mampu menahan beban, sering dipicu oleh faktor seperti hujan deras, gempa bumi, penggundulan hutan, atau aktivitas manusia, dan terjadi saat kestabilan lereng terganggu. Ini adalah fenomena geologi yang menyebabkan material lereng meluncur atau runtuh ke bawah, terkadang tiba-tiba atau perlahan.
Penyebab utama longsor biasanya karena kemiringan lereng yang curam, kondisi geologi batuan/tanah yang kurang stabil.
Longsor bisa disebabkan oleh hujan deras menyebabkan tanah jenuh air, menambah bobot, dan melicinkan bidang gelincir.
Gempa bumi juga dapat menyebabkan longsor karena getaran akan meningkatkan gaya pendorong dan mengurangi gaya penahan.
Selain dari karena faktor alam aktivitas manusia seperti penggundulan hutan akan mengurangi akar pengikat , penggalian lereng atau membangunan di area yang tidak stabil dan pertambangan seringkali memicu erosi parah karena mengupas lapisan tanah pelindung, yang memerlukan tindakan mitigasi seperti vegetasi atau terasering untuk mengendalikannya.
Tanah longsor adalah salah satu bencana alam yang dapat menyebabkan kerusakan signifikan terhadap lingkungan dan kehidupan manusia. Dampak dari tanah longsor mencakup berbagai aspek kehidupan yang merugikan, mulai dari infrastruktur hingga sosial-ekonomi.
Berikut ini dampak utama tanah longsor:
1. Kerusakan infrastruktur
Salah satu dampak terbesar dari tanah longsor adalah kerusakan pada infrastruktur seperti jalan raya, jembatan, bangunan, dan fasilitas umum lainnya. Pergerakan tanah yang mendadak dapat meruntuhkan atau menghancurkan bangunan secara menyeluruh. Jalan dan jembatan yang rusak akibat tanah longsor dapat mengganggu akses transportasi, memperlambat pengiriman bantuan, serta mengisolasi wilayah terdampak. Proses perbaikan atau rekonstruksi infrastruktur tersebut memerlukan biaya besar dan waktu yang lama.
2. Korban jwa dan kehilangan manusia
Tanah longsor dapat berakibat fatal, menyebabkan hilangnya nyawa manusia. Ketika tanah bergerak dengan cepat dan menimpa pemukiman, banyak korban jiwa yang dapat tertimbun oleh material longsor. Selain itu, tanah longsor yang menghantam rumah-rumah warga bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa peringatan yang memadai, sehingga menimbulkan bencana yang mematikan. Kehilangan anggota keluarga dan kerabat akibat longsor juga meninggalkan dampak psikologis yang mendalam bagi para korban selamat.
3. Kerusakan lingkungan
Tanah longsor dapat merusak ekosistem alamiah di wilayah terdampak. Pergerakan tanah yang besar dapat menghancurkan vegetasi, menghilangkan lapisan tanah subur, dan mengganggu habitat hewan. Dampak lain yang diakibatkan adalah erosi lebih lanjut, di mana tanah yang tergerus dapat mencemari sungai dan sumber air bersih, merusak kualitas air yang ada. Selain itu, longsor yang terjadi di wilayah hutan atau lereng pegunungan dapat menyebabkan deforestasi dan mengurangi keanekaragaman hayati setempat.
4. Kerugian ekonomi
Dampak ekonomi dari tanah longsor bisa sangat besar, terutama jika terjadi di daerah yang bergantung pada pertanian, pariwisata, atau industri. Hilangnya lahan pertanian yang subur akibat longsor dapat menurunkan produktivitas pertanian secara signifikan, yang pada gilirannya mempengaruhi ketersediaan pangan dan pendapatan masyarakat. Di sektor pariwisata, kerusakan infrastruktur dan keindahan alam bisa mengurangi jumlah wisatawan yang berkunjung, berdampak langsung pada ekonomi lokal. Biaya perbaikan infrastruktur dan rehabilitasi lingkungan juga dapat menjadi beban ekonomi yang besar bagi pemerintah dan masyarakat.
5. Pengungsian dan ketidakstabilan sosial
Sering kali, tanah longsor memaksa penduduk di daerah terdampak untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Pengungsian massal ini dapat menyebabkan ketidakstabilan sosial, di mana para korban kehilangan tempat tinggal, sumber penghidupan, dan akses ke layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan. Masyarakat yang terdampak sering kali harus tinggal di tempat pengungsian dalam jangka waktu yang tidak pasti, menunggu bantuan dari pemerintah dan organisasi kemanusiaan. Hal ini menimbulkan ketegangan sosial dan membutuhkan penanganan yang cepat serta efektif.
6. Gangguan jangka panjang
Dampak jangka panjang dari tanah longsor dapat berlangsung lama, terutama dalam hal degradasi lingkungan dan pemulihan ekonomi. Tanah yang mengalami longsor sering kali kehilangan kesuburan, dan diperlukan waktu bertahun-tahun agar lahan tersebut pulih kembali. Di sisi lain, kerusakan ekosistem dapat mengganggu keseimbangan lingkungan dan mengurangi kemampuan daerah tersebut untuk menampung aktivitas manusia secara berkelanjutan. Rehabilitasi daerah terdampak membutuhkan upaya yang berkelanjutan, termasuk perbaikan struktur tanah, pemulihan vegetasi, dan pengaturan kembali tata ruang yang lebih baik.
Mencegah Longsor
1.Memperkuat struktur tanah dan mengelola lingkungan sekitar melalui berbagai teknik adalah salah satu upaya mencegah longsor. Menstabilkan tanah, menahan tanah tidak longsor, serta memperbaiki struktur alami yang rentan. Pendekatan berbasis rekayasa teknik digunakan di daerah yang memiliki risiko tinggi longsor sebagai solusi jangka menengah dan panjang.
2.Membangun talud atau penahan tanah, pemasangan geomembran, pembuatan terasering, serta penggunaan tanaman penahan tanah seperti rumput dan pohon pelindung. Konstruksi yang dilakukan harus dilaksanakan secara tepat dan memperhatikan kondisi lingkungan setempat agar hasilnya optimal.
Tanaman penahan longsor adalah solusi alami yang sangat efektif dan ramah lingkungan dalam mencegah longsor. Akar pohon dan rumput mampu memperkuat struktur tanah serta meningkatkan daya ikat tanah.
longsor bencana sangat serius di Indonesia karena topografi yang berbukit-bukit dan curah hujan tinggi. Karena itu, dibutuhkan juga sistem drainase yang baik di area yang rentan.Drainase untuk mengatur aliran air sehingga tidak menumpuk dan merusak stabilitas tanah.
Langkah selanjutnya, membangun dinding penahan sebagai sebuah struktur fisik yang dibuat dengan tujuan menghentikan pergerakan dan penyebaran longsor. Dinding ini terbuat dari material yang kuat dan tahan terhadap tekanan tanah yang tinggi. Bahan yang sering digunakan untuk membangun dinding penahan meliputi batu, beton, atau bahkan kayu yang diimbuhi bahan kimia pengeras.
Dinding penahan dapat menyediakan perlindungan bagi bangunan, jalan, atau infrastruktur lain yang berada di dekat wilayah rawan tanah longsor. Dinding penahan juga dapat meminimalisir dampak bagi lingkungan sekitar, seperti pencemaran air akibat terbawanya lumpur dan material lain oleh tanah longsor.
Akhirukalam, mencegah bencana banjir dan longsor dilakukan dalam keheningan tanpa sorotan kamera. Pelaku tidak populer di mata masyarakat. Sementara aksi menyelamatkan warga terdampak longsor langsung mendapat liputan media dan pelaku disebut sebagai pahlawan. Padahal mencegah longsor dengan tindakan nyata bisa mencegah korban masyarakat lebih utama. Mari kita kembali melaksanakan kearifan lokal dalam bersahabat dengan alam. Kita jaga alam, alam jaga kita. Jangan serakah pada kekayaan alam.
.
