Ilustrasi gambar oleh Lukas Setiadi

 

wartaBHINEKA,  Jakarta – Sejarah bukan sekadar masa lalu, namun merupakan identitas bangsa di masa depan. Itu semua tentang seperti apa bangsa tersebut di mata internasional? seperti apa jati diri bangsa tersebut dikenal? Bagaimana sejarah membentuk pemikiran generasi muda di masa-masa mendatang? Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan pertanyan lintas zaman yang tetap berlaku, terutama jika dikaitkan dengan karakteristik sebuah bangsa yang dipengaruhi oleh nilai-nilai perjuangan dalam mencapai identitas yang sama.

Hal itu berlaku dalam perjalanan Indonesia sebagia sebuah bangsa. Masa perjuangan yang ditandai oleh, salah satunya, perjuangan pejuang-pejuang muda dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa melalui Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober. Tanggal tersebut bersifat “keramat” bagi setiap anak bangsa, terutama generasi-generasi muda yang terus berganti sesuai perkembangan zaman, namun tetap berada pada identitas yang sama, yaitu generasi muda Indonesia.

28 Oktober selalu diperingati setiap tahunnya. Pada masa ini, generasi muda Indonesia lebih dikenal dengan sebutan Gen Z. Generasi muda hidup jauh setelah era kemerdekaan. Generasi muda yang lahir di era dimana kemudahan teknologi dan perkembangan informasi terjadi begitu cepat. Tantangannya pun berbeda. Dimana nilai persatuan dan kesatuan bangsa dihadapkan pada serbuan budaya dan bahasa asing yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari.

Karena itu, bagi generasi muda, 28 Oktober, yang diperingati sebagai Hari Sumpah harus memiliki makna sebagai pengingat untuk menjaga persatuan dan kesatuan dalam keberagaman serta mewujudkan semangat kebangsaan untuk berkontribusi ajtif memajukan Indonesia. Ini adalah momen untuk mengenang semangat persatuan pemuda dari berbagai latar belakang 97 tahun yang lalu untuk mencapai tujuan yang sama: kemerdekaan dan kemajuan bangsa, dengan mengutamakan kepentingan bangsa dan menggunakan bahasa persatuan.

Makna Sumpah Pemuda yang menekankan pada Satu Bangsa, Satu Tanah Air, dan Satu Bahasa menjelaskan peran generasi muda yang memiliki tanggung jawab dalam mempertahankan identitas yang sama, yaitu Indonesia. Makna Sumpah Pemuda juga harus menjadi simbol persatuan dalam keberagaman: Sumpah Pemuda adalah ikrar persatuan dari pemuda-pemudi yang beragam suku, agama, dan budaya untuk menjadi satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa. Semangat untuk memajukan bangsa: Saat ini dijaman digital sumpah pemuda harus menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus aktif berkontribusi dan membawa perubahan positif di berbagai bidang seperti pendidikan, teknologi, dan ekonomi.

Menjaga persatuan: Generasi muda diingatkan untuk tetap berteman tanpa membedakan suku, agama, atau ras, serta menghormati perbedaan budaya di lingkungan sekitar mereka. Mengutamakan kepentingan bangsa: Sumpah Pemuda mengajarkan pentingnya menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan demi kemajuan yang berkelanjutan. Menjunjung bahasa persatuan: Generasi muda memiliki tanggung jawab untuk menggunakan dan melestarikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu yang memungkinkan komunikasi dan pemahaman antar suku bangsa.

Bagi generasi Gen Z saat ini, generasi tersebut memang tidak pernah berada pada proses sejarah ketika pertama kali Sumpah Pemuda diikrarkan. Namun, konstruksi sosial dimana identitas yang sama, yaitu Bangsa Indonesia, Tanah Air Indonesia, dan Bahasa, yaitu Bahasa Indonesia tetap mengikat lintas generasi. Karena itu, peran Gen Z dalam melestarikan, terutama rasa nasionalisme dan kebanggaan berbahasa Indonesia dalam identitas Negara Kesatuan Republik Indonesia harus menjadi narasi Gen Z di tengah-tengah serbuan bahasa asing yang banyak digunakan sehari-hari.

Keragaman budaya asing dan bahasa asing yang masuk, hanya menjadi bentuk adaptasi kemajuan zaman yang harus disikapi oleh Gen Z. Sementara itu, karakteristik Gen Z sebagai generasi penerus nilai-nilai Sumpah Pemuda, terutama kebanggaan menjadi Indonesian dan Berbahasa Indonesia tetap harus menjadi karakter generasi muda dalam kehidupan sehari-hari.

Dari perspektif Gen Z, bentuk kontribusi terhadap makna Sumpah Pemuda dapat diwujudkan melalui cara-cara yang relevan dengan karakter dan zaman mereka. Gen Z tumbuh di tengah era digital, sehingga kontribusi mereka tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga dalam ruang digital yang memengaruhi opini publik dan arah perkembangan bangsa. Mereka dapat menyumbangkan kreativitas, inovasi, dan kepedulian sosial sebagai wujud nyata semangat persatuan dan kemajuan bangsa. Misalnya, dengan menggunakan media sosial untuk mengampanyekan isu toleransi, anti perundungan, pelestarian budaya lokal, dan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik di ruang publik. Di bidang teknologi, Gen Z dapat menciptakan aplikasi yang mendukung literasi digital atau mengembangkan platform untuk promosi produk UMKM lokal agar mampu bersaing di pasar global.

Selain itu, banyak Gen Z yang menyalurkan semangat kolaborasi melalui kegiatan sosial seperti kampanye lingkungan, gerakan pengurangan sampah plastik, serta komunitas kreatif yang mengedepankan keberagaman. Dalam dunia seni dan budaya, mereka turut memperkenalkan kekayaan Indonesia lewat konten digital seperti musik, animasi, vlog perjalanan, dan film pendek yang menampilkan keindahan nusantara. Melalui langkah-langkah sederhana seperti itu, Gen Z tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga agen perubahan yang menyalurkan semangat Sumpah Pemuda dalam bentuk baru, semangat kolaborasi, inovasi, dan kebanggaan terhadap identitas bangsa di tengah dunia yang serba global.

.

oleh: Heka Hertanto Artha Graha Peduli.

You May Also Like

More From Author